Entah kenapa ketakutan ini selalu menghantuiku. Aku takut..takut
sekali. Kadang jika ketakutan ini menerpa aku menangis aku takut kehilangan
mereka. Aku takut sangat takut. Abah sudah semakin tua, rambut yang dulunya
hitam kini sudah mulai dihiasi dengan rambut putih. Mama juga tidak sesehat
dulu, maagnya mama sering kambuh sampai kondisi mama bisa drop. Melihat mama muntah dan mual membuatku sedih. Ternyata mereka
sudah tua mereka sudah tak sesehat dulu lagi. Aku terkadang berpikir bagaimana
jika abah mama tidak ada? Aku harus
bagaimana? Apa aku bisa tidak menangis? Apa aku akan bisa sekuat karang saat
terhempas sang ombak? Aku sangat takut.
Tugas aku masih belum selesai, aku masih ingin membahagiakan
mereka. Aku ingin mereka melihat kesuksesanku. Aku ingin abah jadi wali
nikahku. Aku ingin mama menimang cucunya. Saat pulang, aku ingin mereka selalu
menyambutku dengan senyuman dan pelukan hangat itu. Aku tak ingin kehilangan
itu. Aku masih ingin pergi bersama mereka mengunjungi rumah Allah. Amin ya
Rabb. Ini pembicaraanku dan orangtuaku saat dalam mobil satu hari sebelum aku
kehilangan pamanku. Hari itu menjadi salah satu hari memorable bagiku dimana hanya ada kami bertiga disitu pembicaraan
kami sangat menyenangkan saat kami tertawa, makan bersama dan belanja bersama. Aku
juga masih ingin memasakkan makanan untuk mereka tiap ke rumah, aku sedih
misalnya aku tidak sempat bertemu mereka jika tak sempat aku selalu
menyesalinya. Aku sedih tak sempat menyediakan secangkir teh untuk abah, aku
sedih jika tak sempat mencium tangan mereka, aku sedih jika aku tak sempat
menjemput mereka. Aku sedih setiap aku tak sempat mencuci baju mereka, aku
sedih jika mereka meninggalkanku. T_T Ini menjadi kesedihan dan ketakutan terbesarku jika aku tak bisa melihat mereka lagi.
Ya Allah panjangkan hidup mereka, kuatkan fisiknya, lancarkan
rezekinya, lindungilah hamba dan keluarga hamba dari segala marabahaya. Amin.